Ozil Vs Muller



Hahaha pertama lihat foto mereka berdua rasanya seperti nikmat tuhan manalagi yang mau saya dustakan.
Sebenarnya saya mengidolakan atau sukanya sama siapa sih? Dua-duanya ya?
Pertanyaan itu akan mendapatkan jawabannya di bawah nanti ya yang akan saya kupas tuntas. Hehehe
Beberapa hari sebelum saya menulis ini, di sebuah kelas yang saya ajar sempat terjadi percekcokan dengan segerombolan anak didik saya laki-laki tentang Ozil dan Muller ini.
Perbincangan berawal dari bahasan mengenai kerajaan Sriwijaya yang berujung pada Sriwijaya FC, dan akhirnya berujung pada negara mana saja yang lolos dan tidak lolos masuk piala dunia 2018 mendatang.
Disela perbincangan mereka saya berkata “semoga pacar saya pulang ke negaranya bawa piala lagi ya nak”, sontak semua ramai dan menebak-nebak siapa pacar saya. Murid saya yang paling lucu Enrico namanya mulai satu-satu menyebutkan dari Hummels hingga Reus, Brian menebak “Kroos”, dan Rafli menebak “Gotze dan Kimmy”. Saya jawab “Oh No, bukan semuanya”. Tiba-tiba Enrico berkata “disitu juga ada kakak saya yang paling ganteng bu, nomor punggung 8, jangan-jangan kakak saya pacarnya ibu?”. Saya jawab “Oh bukan Ozil, yang lainnya hayo siapa”. Dia dengan teriak menjawab “Oh saya tau ini temannya kakak saya nomor punggung 13, Muller bukan”. Saya langsung senyum sambil anak-anak menertawai saya.
Saya penasaran kok ditertawai kenapa, jawab mereka karena dikira siapa dan sontak Enrico menyela saya “Bu Muller kan nggak ganteng, jauh lah bu sama kakak saya, skill pun juga, bukan muslim pula apa bu alasannya lebih suka Muller?”

Saya menjawab dengan begitu santainya “Ketahuilah nak, bahwa yang namanya ketertarikan itu tidak bisa dijelaskan dengan alasan-alasan yang kamu sebutkan, ketertarikan yang alami itu lahir dari apa yang tidak pernah kita duga sebelumnya dan diluar kendali kita, saya tahu Ozil lebih tampan daripada Muller, tapi bagi saya Muller adalah segalanya dibanding Ozil, saya tau Muller non Muslim, tapi ketika saya pertama kali jatuh cinta dengan penampilannya apakah ibu akan peduli dia beragama apa? Tidak kan? Cinta dan suka kepada seseorang itu tak mengenal kompromi seperti itu. Setidak baiknya orang yang kamu sukai jika dibandingkan dengan baiknya orang lain kalau memang rasa itu alami kamu tidak akan pernah peduli akan hal itu nak. Meskipun diluar sana banyak skill dan tampang tampan yang melebihi Muller, rasa ketertarikan saya padanya tidak dapat diganggu gugat. Sontak mereka bertepuk tangan dan mengiyakan ucapan saya. Hahahaha
Nak dengarkan ibu, “bahwa perihal cinta adalah perihal apa yang kamu suka dari apa yang diluar kuasamu, perihal sebab-sebab yang tak pernah bisa dijelaskan dengan alasan, atau perihal semua kata yang selalu berakhir padanya”.








Komentar

Postingan Populer